6 Tahap Pengembangan Film Dokumenter yang Perlu Kamu Tahu

6 Tahap Pengembangan Film Dokumenter yang Perlu Kamu Tahu

6 Tahap Pengembangan Film Dokumenter yang Perlu Kamu Tahu – Pernahkah kamu menonton film dokumenter yang membuatmu tersentuh dan berpikir, “Bagaimana cara mereka membuat ini?” Film dokumenter tidak sekadar merekam peristiwa yang benar-benar terjadi. Di balik setiap tayangan menyentuh hati, ada proses pengembangan yang panjang dan penuh pertimbangan.

Contohnya bisa kita lihat dalam dokumenter The Rescue (2021) yang mengisahkan penyelamatan tim sepak bola anak-anak dari gua di Thailand. Film ini tak hanya mengandalkan footage lapangan, tetapi juga didukung oleh riset mendalam, wawancara, dan narasi yang terstruktur rapi.

Dalam artikel ini, kamu akan belajar tentang apa saja tahap pengembangan sebuah film dokumenter, mulai dari ide awal hingga siap diproduksi. Penjelasannya disusun sederhana agar bisa dipahami siapa pun, bahkan anak sekolah dasar sekalipun.

6 Tahap Pengembangan Film Dokumenter yang Perlu Kamu Tahu


1. Menemukan dan Memvalidasi Ide

Semua film dokumenter dimulai dari satu hal: ide.

Ide bisa datang dari mana saja—isu sosial, lingkungan, sejarah, atau kisah nyata seseorang. Tapi, tidak semua ide layak dijadikan dokumenter. Kamu perlu memastikan bahwa topik itu:

  • Relevan dengan kondisi saat ini
  • Punya potensi visual yang kuat
  • Menyentuh emosi atau mengajak berpikir
  • Bisa ditelusuri datanya

Misalnya, saat membuat film tentang isu perubahan iklim, kamu bisa mengangkat perspektif berbeda—seperti kisah petani di pegunungan yang gagal panen akibat cuaca yang tak menentu.

Lakukan riset awal. Cari tahu apakah topikmu sudah sering diangkat. Kalau iya, temukan cara berbeda untuk menceritakannya.


2. Menentukan Tujuan dan Target Penonton

Tahap berikutnya adalah menjawab pertanyaan: Untuk siapa dokumenter ini dibuat, dan apa tujuannya?

Tujuan dokumenter bisa bermacam-macam, misalnya:

  • Mengedukasi
  • Menginspirasi
  • Mengubah persepsi
  • Mendorong aksi sosial

Sasaran penonton bisa bervariasi, mulai dari anak-anak hingga profesional muda. Pilihan ini akan menentukan pendekatan visual, gaya bertutur, dan bentuk narasi yang digunakan.

Contoh: Jika targetnya siswa sekolah, gunakan bahasa yang sederhana dan visual yang menarik.


3. Melakukan Riset Mendalam

Tanpa riset, dokumenter hanya akan jadi opini kosong. Riset adalah fondasi dari semua dokumenter yang kuat.

Ada dua jenis riset yang dibutuhkan:

  1. Riset Konten
    • Buku, artikel ilmiah, arsip berita
    • Data dari lembaga terpercaya
    • Film dokumenter sejenis
  2. Riset Lapangan
    • Observasi langsung
    • Wawancara dengan narasumber
    • Kunjungan lokasi

Dari riset inilah kamu akan menemukan fakta-fakta penting, tokoh yang menarik, dan konflik nyata yang bisa dibangun menjadi cerita.

6 Tahap Pengembangan Film Dokumenter yang Perlu Kamu Tahu
Dua peneliti dokumenter melakukan wawancara lapangan di sebuah desa di Indonesia.

4. Menyusun Struktur Cerita dan Naskah Awal

Setelah riset, waktunya menyusun struktur cerita. Meski dokumenter adalah kisah nyata, kamu tetap butuh kerangka naratif agar penonton mudah mengikutinya.

Struktur dasar dokumenter biasanya terdiri dari:

  • Pembukaan: pengenalan isu/tokoh
  • Konflik: masalah utama dan tantangannya
  • Klimaks: puncak persoalan
  • Penutup: solusi, refleksi, atau ajakan

Di tahap ini kamu juga mulai menulis draft naskah. Naskah dokumenter tidak seperti skrip film fiksi. Ia fleksibel, tapi tetap perlu rencana.

Misalnya:

  • Narasi pembuka: “Di ujung desa kecil di dataran tinggi, musim tanam tak lagi bisa ditebak.”
  • Pertanyaan wawancara: “Apa yang berubah selama lima tahun terakhir?”
  • Visual yang ingin ditampilkan: petani menanam di tanah retak.

Kalau kamu ingin naskah dokumentermu ditulis oleh profesional, Denaya Pictures menyediakan layanan penulisan naskah yang rapi dan kuat. Yuk, konsultasikan idemu hari ini!


5. Membuat Proposal dan Rencana Produksi

Setelah ide dan struktur cerita terbentuk, kamu butuh proposal dokumenter. Ini penting jika kamu ingin mengajukan dana ke sponsor, lembaga film, atau investor.

Isi proposal dokumenter biasanya mencakup:

  • Ringkasan cerita
  • Tujuan dokumenter
  • Profil tim produksi
  • Lokasi syuting
  • Estimasi biaya
  • Jadwal produksi

Selain proposal, kamu juga harus mulai menyusun rencana teknis:

  • Jenis kamera dan alat rekam suara
  • Jumlah kru yang dibutuhkan
  • Jadwal syuting dan editing

Jika kamu ingin film dokumentermu digarap oleh tim yang berpengalaman, hubungi Denaya Pictures. Kami siap membantu mulai dari pra-produksi hingga selesai.

Denaya Pictures_Jasa Pembuatan Video Dokumenter Jakarta

6. Uji Coba dan Feedback Awal

Sebelum masuk ke tahap syuting penuh, penting untuk melakukan uji coba atau pengambilan gambar awal. Ini disebut juga sebagai test shoot.

Tujuannya:

  • Menilai apakah lokasi cocok secara visual
  • Menguji pencahayaan dan suara
  • Mencoba pendekatan wawancara

Kamu juga bisa membuat trailer atau potongan pendek untuk meminta pendapat dari teman, mentor, atau calon sponsor.

Masukan ini penting agar dokumentermu semakin matang sebelum diproduksi sepenuhnya.


Kesimpulan: Dokumenter Dimulai dari Persiapan yang Kuat

Tahapan pengembangan film dokumenter bukan hanya soal ide, tapi bagaimana kamu membentuknya menjadi sesuatu yang bermakna. Mulai dari riset, menentukan tujuan, menyusun struktur cerita, hingga menyiapkan produksi—semuanya butuh ketelitian.

Tanpa proses pengembangan yang matang, dokumentermu bisa kehilangan arah atau pesan tidak tersampaikan.

Kalau kamu merasa butuh bantuan profesional untuk membuat dokumentermu jadi nyata, Denaya Pictures siap mendampingi mulai dari tahap awal sampai film selesai. Silakan hubungi kami dan wujudkan ide dokumentermu sekarang juga!


Bagaimana Menurutmu?

Apakah kamu pernah punya ide dokumenter tapi bingung mulai dari mana? Tahapan mana yang menurutmu paling menantang? Yuk, bagikan pendapatmu di kolom komentar!

Baca juga: Naskah Film Dokumenter: Penjelasan dan Contoh Simpelnya

error: Content is protected !!